Showing posts with label Hikmah. Show all posts
Showing posts with label Hikmah. Show all posts

11/06/2016

3 Jimat Jenderal Soedirman Untuk Mempertahankan Kemerdekaan

Sejarah buat saya adalah sebuah tema yang sangat menarik. Dari situ kita bisa melihat gambaran masa lalu dan membuat prediksi untuk masa depan.

Sejarah juga membuat kita merasa bangga dan berharga. Bangga di sini dalam arti yang positif, yaitu bangga yang akan mendorong kita untuk melestarikan semangat dan cita-cita orang-orang besar para pendahulu kita.

Saya suka banget membaca profil para pejuang. Saya bisa keranjingan dengan profil ulama-ulama mujahid di bumi yang hari ini sedang bergolak, Syria. Ada daya tarik tersendiri pada diri mereka. Kekaguman saya pada para pejuang dari dalam negeri sebetulnya sama. Di masa penjajahan hingga paska merdeka, jumlah mereka tidak sedikit. Satu diantara tokoh besar itu adalah Jenderal Soedirman.

Jenderal Soedirman jimat

Jenderal Sudirman --menulis nama dengan ejaan masa kini rasanya lebih mudah--, meski sudah lama saya kenal lewat buku pelajaran sejarah, namun kekaguman saya pada beliau muncul belakangan setelah saya ketahui riwayatnya yang lebih detil. Buku-buku sejarah sekuler sama sekali tidak menyebut kuatnya beliau dalam berpegang pada ajaran agama Islam.

10/20/2016

Obat Suka Pamer dan Sombong Paling Mujarab

Suka pamer dan menyombongkan diri adalah dua penyakit yang menyerang maharajanya tubuh, hati.

Orang yang suka pamer tidak segan mempertunjukkan apa yang dilakukan atau pencapaiannya di depan orang lain untuk mendapatkan pujian dan decak kagum.

Orang yang sombong tidak mau mengakui kontribusi orang lain, atau bahkan peran penciptanya bagi keberhasilanya. Dia terpusat pada diri sendiri dan lupa daratan.

Kedua sifat yang terwujud dalam laku itu dibenci oleh semua manusia, termasuk pelakunya sendiri. Dia pasti tidak suka jika ada orang yang berbuat sombong di hadapannya. Tidak ada yang senang dipameri, tidak ada orang yang suka dikecilkan oleh kesombongan sesama.

Jika hati yang terjangkiti kedua penyakit kronis ini tidak segera diobati, ia pasti akan binasa.

Kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, ada obat sangat mujarab yang mampu menolak sifat suka pamer dan sombong, atau yang juga kita kenal sebagai riya' dan takabur.

Ibnul Qayyim menukil perkataan gurunya itu dalam dalam kitab Madarijus Salikin. Obat mujarab itu adalah, "iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in."

'Iyyaka na'budu', kepada Mu kami beribadah, menegaskan bahwa semua ibadah -dan segala laku yang secara umum adalah bagian dari ibadah sebagai tugas seorang insan- adalah demi dan karena Allah. Sang hamba tidak lagi peduli respon manusia selama dirinya beribadah dengan benar. Hanya keridhaan Allah semata yang dia harapkan.

Sementara 'iyyaka nasta'in', kepadaMu kami memohon pertolongan, menandaskan pengakuan diri sebagai hamba yang lemah, yang selalu membutuhkan pertolongan dari Allah. Habis sudah tempat untuk mengagul-agulkan diri sendiri, karena sejatinya tanpa pertolongan Allah dirinya tidak akan bisa berbuat apa-apa.

Kesadaran akan makna ayat tersebut menjauhkan kita dari rasa sombong alias tinggi hati dan riya'.

Singkatnya, obat suka pamer dan sombong ada dalam sholat kita. Di situ kita wajib membaca surat Al-fatihah dalam tiap rakaatnya. Dengan memaknai bacaan itulah, penyakit hati yang berat ini akan terusir. Penggalan ayat dalam Al-Fatihah ini menjadi obatnya yang paling mujarab.


9/16/2016

Orang Yang Paling Dicintai Allah

Mau jadi orang yang disayangi dan dicintai oleh Allah?

"Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.

Dan amalan yang paling dicintai Allah adalah memberikan rasa gembira pada hati seorang muslim, atau mengangkat kesulitan yang dihadapinya, atau membayarkan hutangnya atau menghilangkan rasa laparnya.

Sungguh, aku berjalan bersama saudaraku untuk menunaikan kebutuhannya, lebih aku sukai daripada aku iktikaf selama sebulan penuh di masjid ini (Masjid Nabawi).

Barangsiapa menahan rasa marahnya maka Allah akan menutup auratnya (keburukan-keburukannya) pada hari kiamat.

Barangsiapa yang menahan amarahnya - yang jika dia kehendaki bisa dia luapkan - maka Allah akan memenuhi hatinya dengan (selalu) mengharapkan hari kiamat.

Barangsiapa yang berjalan bersama saudaranya untuk keperluannya hingga dia siap untuk menunaikan kebutuhannya maka Allah akan mengokohkan kakinya kala kaki-kaki akan tergelincir.

Sesungguhnya akhlak yang buruk merusak amal sebagaimana cuka merusak madu."

(Silsilah Al Ahadist Ash Shahihah, Syaikh Al Albani rahimahullah - No. 906)

8/19/2016

4 Hal yang Mendasari Akhlak yang Baik dan 4 Perusaknya

akhlak yang baik
via wesmd.com

Akhlak adalah tempat persinggahan seorang hamba menuju keridhoan Allah swt. Ada empat hal yang menjadi sendi atau dasar bagi akhlak yang baik. Keempatnya adalah:

1. Sabar
    Sabar akan mendorong seseorang bisa menguasai diri, menahan diri dari amarah, tidak mengganggu orang lain, bersikap lembut, dan tidak tergesa-gesa dan gegabah.

2.  Kehormatan diri
     Menjaga kehormatan diri akan membuatnya terjauh dari hal-hal hina dan buruk, bisa berupa perkataan maupun perbuatan. Dia akan memiliki rasa malu yang menjadi pangkal dari segala kebaikan, mencegah dirinya dari berbuat keji, berdusta, berghibah, dan mengadu domba.

3. Keberanian
    Keberanian akan mendorong seseorang untuk berjiwa besar, menghiasi diri dengan sifat-sifat yang tinggi, rela berkorban, juga bersedia mendermakan sesuatu yang paling ia cintai.

4. Adil
    Adil memicu seseorang untuk berada di pertengahan. Dia tidak bersikap berlebihan dan meremehkan orang lain atau sesuatu.

Sebaliknya, 4 hal yang menjadi sumber akhlak yang rendah adalah:

1. Kebodohan
    Jika seseorang diliputi oleh kebodohan, akan nampak baginya berbagai hal yang bersifat berkebalikan di hadapannya. Yang baik akan terlihat buruk, kekurangan terlihat sempurna, dan kesempurnaan terlihat kurang.

2. Kezhaliman
    Menjadi pemicu seseorang untuk tidak bertindak proporsional dan sesuai pada tempatnya. Seperti halnya kebodohan, kezhaliman akan membuatnya marah pada sesuatu yang semestinya diridhai dan sebaliknya.

3. Syahwat
    Mendorongnya untuk memiliki atau menghendaki sesuatu, bersikap kikir, bakhil. rakus, mengobral kehormatan diri, dan perbutan-perbuatan rendah lainnya.

4. Marah
    Dengannya, seseorang terpicu nuntuk bersikap takabur, menyimpan iri dan dengki, mengobarkan permusuhan dan menganggap orang lain sebagai makhluk yang bodoh.

Sebagian akhlak yang tercela melahirkan akhlak buruk yang lain. Begitu juga akhlak yang baik. Akhlak yang baik berada di pertengahan diantara dua sifat buruk. Misalnya, kedermawanan berada di antara sikap bakhil dan boros.  Semoga kita terhindar dari akhlak yang buruk yang membuat kita terhina di depan Allah dan makhlukNya.


Referensi: 
Madarijus Salikin, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah

1/28/2016

5 Hal Yang Menjadi Sebab Jauhnya Hati Kita Dari Allah

Dalam menjalani kehidupan, manusia tentu punya beragam cara untuk menyikapinya. Kepenatan sehari-hari dengan aneka rutinitas yang tiada berhenti terkadang membuat jiwa kita lalai akan tujuan hidup kita yang sebenarnya. 

sebab jauhnya hati dari Allah

Kita lebih sering terbuai oleh segala fasilitas yang ada sehingga yang terjadi, tahu-tahu hati kita menjadi gersang, jiwa kita jadi kerontang. Kekeringan yang jika tidak segera disiram segarnya sungai keimanan, akan semakin melelahkan jiwa. Hati kita jauh dari Allah. Apalagi di zaman modern seperti ini. Kita sangat memerlukan sejuknya air iman agar terhindar dari kemarau jiwa yang berkepanjangan.


Demi menghindari jauhnya jarak hati dengan Allah, kita musti tahu penyebabnya. Hal yang bisa memalingkan hati kita dari Allah sudah sepantasnya kita hindari dan minimalisir. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah memberikan perincian tentang hal-hal yang menjadi sebab jauhnya hati kita dari Allah. Kelima hal itu terdapat dalam kitab Madarijus Salikin. Mari kita simak apa saja kelimanya.

.            1. Terlalu banyak bergaul dengan manusia


Bergaul dan berbuat baik kepada sesama itu adalah sesuatu hal yang wajar. Akan tetapi, jika sudah berlebihan, pergaulan dengan manusia bisa menimbulkan gesekan, permusuhan, fitnah, dan sebagainya. Adanya teman-teman yang jahat membuat kita sibuk dengan urusan mereka dan memenuhi permintaan mereka. Pergaulan atas dasar kecintaan terhadap dunia rentan berubah bentuk menjadi permusuhan yang nyata. Beliau mengutip tiga ayat berikut:
“Teman-teman akrab pada hari itu, sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa” (QS: Az-Zukhruf (43): 67)
Lihat juga QS: Al-Furqan: 27-29.

Untuk itu, kita perlu mencari teman yang baik dan lingkungan yang baik. Mereka yang satu tujuan dengan tujuan yang benar. Jika tujuan yang hendak dicapai dengan pertemanan itu meleset, nanti, terutama di akhirat, pertemanan akan berubah jadi permusuhan.

Jika kita terjebak dan terpaksa bergaul dengan orang-orang yang rusak, kita harus berusaha maksimal untuk tidak mengikuti keburukan mereka.

            2. Mengarungi hamparan lautan harapan dan angan-angan yang tidak bertepi


Angan-angan itu sesuai dengan kondisi setiap orang. Ada yang berangan-angan menjadi pejabat, memiliki kekayaan melimpah, punya istri secantik bidadari dan lain sebagainya. Hal itu hanya sebatas angan yang jika tiba waktunya tersadar, yang ada di tangannya hanya bantal.

Orang-orang yang punya hasrat tingi punya angan-angan yang berlainan dari kelompok orang tadi. Angan mereka berkisar pada ilmu, iman yang disertai amal sehingga dia bisa semakin mendekat kepada Allah. Rasulullah saw pun memuji orang yang mengangankan kebaikan. Kata seorang penyair:
“Angan-anganku adalah iman, hikmah dan cahaya
Sedang angan-angan mereka adalah tipuan belaka”

         3. Bergantung kepada selain Allah


Ini adalah hal paling berat yang membuat hati rusak. Tidak ada yang melebihinya. Bergantung kepada sesuatu selain Allah adalah suatu kebodohan yang akan meluncurkan pelaku ke jurang kehinaan. Dia diibaratkan berlindung dalam sarang laba-laba yang lemah. 

Allah telah menegaskan bila seseorang itu bergantung selain kepadaNYA, maka keadaan/nasibnya akan diserahkan kepada sesuatu yang menjadi gantungannya itu. Bergantung kepada selain Allah adalah pondasi syirik yang paling umum.
"Dan mereka telah mengambil sesembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak. Kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (para pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan itu akan menjadi musuh bagi mereka." (QS Maryam (19): 81-82)

        4. Makanan yang berlebihan


Kita tahu bahwa segala sesuatu yang berlebihan akan berakibat tidak baik. Begitu pula makanan dan minuman. Meski kita memerlukan keduanya untuk menjaga kelangsungan hidup, kita tidak boleh melakukannya secara serampangan dan berlebihan.

Makanan yang haram jelas haram untuk dikonsumsi. Sementara makan yang halal jika dikonsumsi berlebihan akan memberatkan badan sehingga lebih suka dipakai untuk bermalas-malasan, berat untuk bergerak dan beribadah. Makan berlebihan juga bisa memperkuat dorongan syahwat yang memberi jalan masuk bagi setan. Tegas Ibnu Qayyim, “siapa yang banyak makan dan minum banyak, membuatnya banyak tidur, lalu banyak menyesal.”

Nabi saw. menyebutkan perihal ini dalam suatu hadits masyhur:
"Tidaklah seorang anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap yang bisa menegakkan tulang sulbinya. Jikalau memang harus berbuat, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya." (HR Ibnu Majah: 3340)
Ini juga menjadi rumus kita dalam makan dan minum agar tubuh kita tetap terjaga kebugarannya.

        5. Banyak tidur


Yang jelas, banyak tidur tidak bermanfaat bagi tubuh. Banyak tidur membuat tubuh terasa berat, menyebabkan waktu terbuang percuma, lalai dan bermalas-malasan. Banyak tidur mendekatkan pada banyak hal yang makruh.

Tidur yang paling bermanfaat adalah saat tubuh memerlukannya. Secara umum, tidur yang manfaatnya paling besar adalah tidur pada tengah malam yang pertama dan seperenam yang terakhir. Ini adalah waktu tidur yang paling efektif menurut ilmu kedokteran. Kurang tidur atau kebanyakan tidur sama-sama berakibat buruk bagi tubuh.

Tidur yang paling berbahaya adalah selepas shalat ashar dan pada waktu pagi. Kecuali tentu, bila pada malam harinya terjaga. Waktu yang dimakruhkan untuk tidur adalh sesudah shalat subuh hingga matahari terbit. Di waktu ini terdapat banyak keutamaan, menjadi kunci dan awal siang hari, datangnya barakah dan turunnya rizki.

Sesudah kita mengetahui kelima hal yang menjadi sebab jauhnya hati dari Allah, tentu kita akan tergerak untuk menghindarinya semaksimal yang kita bisa. Semoga Allah selalu menjaga dan memperbaiki keadan kita. Amiin.